Tak
seorangpun di seluruh jagat raya ini menyangkal kehebatan The Doctor menggeber
tunggangannya. Tujuh kali juara dunia, Valentino Rossi kini terpuruk, tak sekalipun
naik podium. Semua terjungkal di kanvas sebelum waktunya, hanya dengan satu dua
pukulan yang Mike Tyson lontarkan. Kini Mike Tyson sendiri terjerembab dalam
berbagai kasus, nama besarnya hilang ditelan nyamuk dan dulu Joko Widodo
seorang tukang kayu kini menjadi presiden.
Harap-harap
cemas, hujan menghantui timbulnya banjir, kemarau mengakibatkan kurangnya
asupan air. Satu-satunya harapan untuk menyambung hidup, bisa sirna bila Tuhan
berkehendak lain. Bapakku seorang petani, yang menggantungkan hidup dengan
bertanam padi. Terkadang panen melimpah dan berulang kali gagal panen akibat
banjir atau kekeringan. Rasanya indah dilihatnya bila padi mulai menguning,
tetapi tiba-tiba terdengar suara menggelegar bagai petir ketika tanaman kurang
bersahabat alias gagal panen.
Berapapun
hasilnya, betapapun kondisinya, semua dibawa pulang. Dirontokan dari jerami,
dijemur berulang kali. Setelah gabah menjadi kering, dipisahkan antara gabah
yang berisi dengan gabah yang gabuk. Semua hasil pemisahan ada manfaatnya, gabah
yang berisi dijadikan beras untuk dikonsumsi sedangkan gabah yang gabuk untuk
makanan ternak. Bakri nama bapakku, mampu menerima keadaan dan bisa
memanfaatkan semuanya. Tak satupun yang di sia-siakan, tak ada yang dibuang dan
tak ada yang dihinakan.
Mensia-siakan,
membuang dan menghina suatu perbuatan pengecut. Berani berbuat tidak berani
bertanggungjawab. Bodoh merasa pinter, lemah merasa kuat, salah merasa benar,
jelek merasa baik dan kopral merasa jendral. Virus feodal telah menjangkiti
kaum professional.
Apabila
tidak mau bertanggungjawab terhadap gabah-gabah gabuk, mestinya tidak perlu ada
perlakuan pemisahan dan pengelompokan. Jadikan satu lagi antara yang gabuk dan
yang berisi, pastinya mereka yang dipisahkan tidak ada yang merasa di
sia-siakan, tidak ada yang merasa dibuang, tidak ada yang merasa dihinakan dan
tidak ada yang merasa dibanggakan. Antara ada dan tiada, kita sendiri yang
mengadakan.
Berkali-kali
terdengar keluhan, berpuluh kali terdengar hinaan, beratus kali terdengar
ejekan dan beribu kali terdengar pelecehan yang ditujukan kepada yang gabuk.
Mereka diadakan bukan untuk di rusak tetapi untuk diperbaiki.
“Aku
datang karena diundang,” ujar Bento.
“Siapa
yang mengundang?” tanya Caciem.
“Panitia
Penerimaan Siswa Baru,” terang Bento.
“Untuk
apa diundang?,” tegas Caciem.
“Bisnis…,”
jawab Bento singkat.
“Kalau
tidak ada yang datang?” tanya Caciem.
“Gurunya
bubar… sekolahan tutup,” jelas Bento.
“Kok
tutup?” kejar Caciem.
“Lha
guru-guru mau ngajar apa?” tanya Bento.
“Waaaa.....iya…gurunya
ngajar bebek aja,” ungkap Caciem.
“Cas
cis cus…,” ejek Bento.
0 komentar:
Posting Komentar
Komentarlah sebagai tanda persahabatan.