Cerita dan kisah nyata dalam data.
Kisah nyata dalam dunia pendidikan ditulis dalam bentuk cerita segar dan menghibur. Silahkan download dan baca artikel ini. Cerita ini benar-benar terjadi namun nama guru dan nama sekolah dirahasiakan untuk menjaga nama baik kita semua. Cerita ini terjadi selama kurang lebih 10 tahun yang ditulis oleh Asim Sulistyo, S.Pd. Guru salah satu SMP Negeri di Kabupaten Klaten, Jawa-Tengah.
Silahkan Klik Download ini
Dibawah ini salah satu contoh artikel tersebut :
Kisah nyata dalam dunia pendidikan ditulis dalam bentuk cerita segar dan menghibur. Silahkan download dan baca artikel ini. Cerita ini benar-benar terjadi namun nama guru dan nama sekolah dirahasiakan untuk menjaga nama baik kita semua. Cerita ini terjadi selama kurang lebih 10 tahun yang ditulis oleh Asim Sulistyo, S.Pd. Guru salah satu SMP Negeri di Kabupaten Klaten, Jawa-Tengah.
Silahkan Klik Download ini
Dibawah ini salah satu contoh artikel tersebut :
GURUKU PERGI KELASKU KOSONG
Tahun
1981-an ada penyanyi dangdut yang cukup popular namanya Arafiq. Seusia itu aku
duduk dikelas enam. Walaupun temen-temen suka menyanyikan lagu dangdut, tetapi
tidak satupun yang menarik bagiku. Salah satu lagu yang terkesan pada diriku,
lagu ciptaan Arafiq yang berjudul “Pandangan Pertama”, tetapi sampai sekarang aku hanya tau judulnya.
Suwito
teman semeja di kelasku yang sekarang tukang kayu, dinobatkan sebagai jagoan
menyanyi lagu dangdut. Setiap guru meninggalkan kelas tak henti-hentinya Suwito
beraksi memamerkan kemampuannya dengan bernyanyi. Selain pandai menyanyi, dia
juga terampil memainkan musik dengan alat Bantu meja belajar dengan memukul-mukulkan
tangannya. Aku yang duduk disampingnnya tak merasa terganggu, bahkan bisa memberikan
hiburan gratis di sela-sela kegiatan belajarku. Dalam hatiku bertanya, “bisakah
aku main musik seperti Suwito”.
Pelajaran
jam pertama dimulai, guruku memberikan tugas mengerjakan soal Bahasa Indonesia,
kemudian guruku meninggalkan kelas menuju kantor guru. Sepuluh soal selesai aku
kerjakan dalam waktu tiga puluh menit, Suwito juga bisa selesai dalam waktu
yang bersamaan karena nyontek jawaban miliku. Sejak memberikan tugas soal sampai satu jam
berikutnya, guruku juga belum kelihatan hidungnya di kelas. Keadaan yang
demikian munculah kebiasaan Suwito menyanyi dan memukul-mukul meja. Karena sering
ditinggal pergi guru, akhirnya aku terhanyut ikut-ikutan memukul-mukul meja
mengikuti irama lagu “Pandangan Pertama”.
Pak
Wahidi guruku yang sekarang sudah almarhum, tiba-tiba masuk kelas karena suara
musik meja terdengar sampai kantor. Marah besar guruku, kemudian menyuruh
anak-anak perempuan mengambil batu ditaruh dimejaku. Sejurus kemudian guruku dengan
suara membentak menyuruh aku memainkan musik meja menggunakan batu, agar lebih
keras suaranya. Gemetar badanku, jantung berdegup tak teratur, keringat liar
keluar di sekujur tubuhku.
“Ayo…pukul-pukul
meja lagi, pakai batu”, perintah guruku dengan membentak.
“Kenapa
diam saja”, tambah guruku.
“Pak
guru sich… sering meninggalkan kelas dan makan-makan dikantor”, jawabku
spontan.
Mendengar
ucapanku itu, temen-temen serentak tertawa dan guruku tersenyum, lalu guruku
menghentikan amarahnya, kemudian aku disuruh membuang batu-batu yang ada
dimejaku.
“Guru
meninggakan kelas itu sudah biasa”, ujar Caciem.
Kelas
kosong siswa tidak diberi tugas, sebanyak 642 jam pelajaran.
Kelas
kosong siswa diberi tugas mengerjakan soal, sebanyak 1565 jam pelajaran.
Kelas
kosong siswa disuruh mencatat, sebanyak 982 jam pelajaran.
Kelas
kosong gurunya ngobrol dikantor, sebanyak 724 jam pelajaran.
Kelas
kosong gurunya jajan dikantin, sebanyak 571 jam pelajaran.
Kelas
kosong gurunya rebutan jumlah jam mengajar, sebanyak 176 jam pelajaran.
“Apa
sich yang dimaksud kelas kosong?”, tanya Bento.
“Gurunya
tidak berada di kelas”, tegas Caciem.
“Ya…
wajar kalau kelas jadi gaduh”, ujar Bento.
“Kemarin
pas kosong seru….aku main bola di kelas”, terang Caciem.
“Hah….cas
cis cus…..cas cis cus….”, Bento keheranan.
0 komentar:
Posting Komentar
Komentarlah sebagai tanda persahabatan.