15 Februari 2015

Kekerasan Di Sekolah


KEKERASAN DI SEKOLAH


“Itugedung apa Mbah”, tanya Bento kepada Caciem. “Itu gedung tempatnya orang-orang terhormat”, jawab Caciem. “Kok sepi, padahal baru pukul sepuluh”, kejar Bento. “Mungkin libur atau sedang ada acara di luar gedung”, jawab Caciem. “Orang terhormat seperti apaan Mbah”, tanya Bento penasaran. “Orang yang bergelar professional, tugasnya mendidik dan mengajar murid-muridnya agar menjadi orang yang lebih berguna”, jawab Caciem.

“Kok saya tidak dimasukan ke tempat itu, agar ketularan professional Mbah”, protes Bento. “Jangan, ntar kepalamu benjol-benjol”, jawab Caciem singkat. “Lho, tempat terhormat kok bikin kepala benjol-benjol”, kejar Bento. “Dengarkan baik-baik, biar Mbah jelaskan”, tegas Caciem. “Ya Mbah kupingku siap mendengarkan cerita Simbah”, ujar Bento.

Ditempat terhormat ini telah terjadi penganiayaan baik yang dilakukan guru terhadap siswa maupun siswa kepada siswa. Berdasarkan catatan ada oknum guru melempar sepatu kearah kepala siswa sebanyak tujuh kali, oknum guru memukul kepala siswa dengan tongkat pramuka sebanyak tiga belas kali, oknum guru menampar muka siswa dengan tangan kosong sebanyak tiga puluh empat kali, oknum guru menampar muka siswa dengan buku sebanyak dua puluh tujuh kali, oknum guru menendang  siswa sebanyak enam belas kali.

Oknum guru memukul-mukul meja dengan penggaris kayu sebanyak seratus dua puluh enam kali, oknum guru marah memukul-mukul papan tulis dengan penghapus dan penggaris sebanyak tuju ratus empat puluh dua kali, Oknum guru menjambak rambut siswa sebanyak tiga puluh satu kali.

Oknumguru merobek-robek buku siswa sebanyak dua belas kali, oknum guru membentak-bentak siswa sebanyak lima ratus sebelas kali, oknum guru menghukum siswa berlari sebanyak tujuh puluh tiga kali, oknum guru mencoret-coret muka siswa dengan kapur atau spidol sebanyak dua puluh empat kali, oknum guru melempar batu kearah siswa sebanyak tiga kali, oknum karyawan memukul muka siswa sebanyak dua puluh dua kali.

Oknum siswa berantem sasama siswa sebanyak tiga ratus dua puluh depalan kali, oknum siswi berantem sesama siswi sebanyak seratus delapan belas kali, siswa berantem dengan siswi sebanyak dua  puluh tiga kali.

Oknum guru laki-laki cekcok dengan guru laki-laki sebanyak enam puluh empat puluh empat kali. Oknum guru perempuan cekcok dengan guru perempuan sebanyak empat puluh tujuh kali, oknum guru laki-laki cekcok dengan guru perempuan sebanyak dua puluh sembilan kali. Oknum guru cekcok dengan karyawan sebanyak lima puluh  kali. Oknum guru cekcok dengan karyawati sebanyak dua puluh lima kali. Oknum karyawan cekcok dengan karyawan sebanyak tiga puluh dua kali, Oknum karyawan cekcok dengan siswa sebanyak seratus empat puluh tiga kali.

“Ngeri ya Mbah, padahal tempat ini dibangun dengan uang rakyat yang dihimpun melalui pajak, agar digunakan sesuai dengan fungsinya, untuk menciptakan generasi bangsa agar mempunyai karakter yang kuat dan cerdas”, jelas Bento.

0 komentar:

Posting Komentar

Komentarlah sebagai tanda persahabatan.

 

Buku Murah

Masukkan Code ini K1-BE118B-2 untuk berbelanja di KutuKutuBuku.com

Recent Post