Meski
pernah sebagai kepala Negara, tak ada kesan mewah yang melekat pada diri Jose
Mujica. Mantan presiden Uruguay itu memilih menyetir sendiri mobil
kesayangannya, Volkwagen Beetle keluaran 1987 warna biru saat menghadiri
pelantikan presiden baru Uruguay, Tabare Vasquez, Minggu 1 Maret 2015. Mujica
memang dikenal sebagai presiden yang bersahaja. Menolak sopir pribadi dan
menyetir sendiri mobil seharga 17 juta rupiah. Kesederhanaannya itu membuat
Mujica dijuluki sebagai presiden termiskin dunia.
Kemana-mana
mengendarai sepeda angin, berpakaian lusuh, bersandal jepit, bertopi laken dan
bersenjatakan sabit untuk mencari rumput. Bapak tujuh anak tersebut seorang
petani yang hanya berpendidikan Sekolah Rakyat (SR). Sepintas kelihatan miskin,
padahal memiliki satu hektar kebun kelapa, satu hektar hutan jati, satu hektar
sawah, lima unit rumah diberbagai kota, enam mobil, dua belas motor dan
tabungan ratusan juta rupiah diberbagai bank di Indonesia. Orang yang bernama
lengkap Bakri Hadi Sumarto tersebut tidak kufur, tidak kikir dan tidak pernah
menceritakan kepada orang lain tentang harta kekayaannya. Hanya saudara dan
tetangga dekatlah yang tahu akan kekayaannya.
Orang
kaya adalah orang yang bisa menyembunyikan hartanya. Kekayaan tidak perlu
dipublikasikan, karena bisa menimbulkan fitnah bagi orang yang lain, bisa
menimbulkan iri dengki bagi orang miskin, bisa dianggap kufur karena harta
kekayaan bukan milik kita sepenuhnya. Fakir miskin mempunyai hak atas harta
kekayaan yang dimiliki orang kaya, bisa
dalam bentuk sumbangan sosial, infak, sodaqoh dan lainnya.
Setiap
mengajar, guru-guru tersebut bercerita “anak-anak…Rumahku sangat lebar, selebar
lapangan sepak bola. Sawahku sebelas pathok. Mobilku harganya paling mahal,
diantara mobil milik guru-guru disini. Kemarin aku baru saja membeli cincin
emas seharga lima
juta. Jam tanganku harganya dua juta. Diluar kota, rumahku ada dua puluh kamar. Setiap
minggu aku selalu shoping di super market. Bulan depan akan membangun rumah
lagi, sebagai peristirahatan terakhirku”, jelas guru didepan siswanya.
Sementara
siswa disuruh mencatat dan mengerjakan soal-soal, guru duduk didepan kelas,
kedua tangannya masing-masing memainkan handphonenya. “Bu…soal-soal sudah
selesai dikerjakan, mari dibahas”, ujar salah satu siswa. “Nanti dulu, ibu baru
BBMman”, jawab guru. “Bu…cepet, ntar waktunya nggak cukup”, tegas siswa. “Sabar
to…bentar lagi kanapa sih”, jelas guru. Akhirnya, sampai waktu jam pelajaran
habis, soal-soal tersebut belum sempat dibahas dan guru tersebut meninggalkan
kelas tanpa cas cis cus.
Ironi
seorang guru yang mestinya mengajarkan hidup sederhana, tetapi justru disaat
jam mengajar selalu menceritakan harta kekayaan yang dipunyai di depan
siswanya. Kontras rasanya, karena siswanya sebagian besar dari keluarga miskin.
“Emang
siapa itu?” Tanya Bento.
“Banyak,”
jawab Caciem singkat.
“Ya
nggak papa, kalau bener-bener orang kaya,” ungkap Bento.
“Lha
mau ngajar atau pamer harta,” balik Caciem.
“Cerita
itu bisa memberi inspirasi siswa, agar kelak jadi orang kaya,” jelas Bento.
“Inspirasi Cas cis cus…,”guman Caciem.
0 komentar:
Posting Komentar
Komentarlah sebagai tanda persahabatan.