05 Maret 2012

Kantin Kejujuran Bangkrut

Kantin Kejujuran di SMU 01 Boyolangu Tulungagung yang di-launching baru 20 hari sudah bangkrut. Kantin dengan modal awal sebesar Rp 1.500.000, pada hari kedua uang terkumpul di kasir hanya Rp 900.000. Selanjutnya pada hari ke-20 uang tersisa di kasir hanya Rp 90.000 dan yang terjadi pada Kantin Kejujuran tersebut tutup.
SMP Negeri 5 Parepare melakukan ujicoba Kantin Kejujuran pada akhir tahun 2008. hasil dari ujicoba tersebut belum menggembirakan karena pada periode Desember- Januari 2009 mengalami kerugia sebesar Rp 88.000 dan pada periode Pebruari-April 2009 mengalami kerugian sebesar Rp 27.000.
Pemerintah Provinsi Sumatra Utara membina PNS dengan Kantin Kejujuran, namun harapan tersebut kandas karena Kantin Kejujuran mengalami kerugian. Kantin Kejujuran dengan modal Awal Rp 500.000, dan dalam waktu satu bulan Kantin Kejujuran tersebut omzetnya tinggal sebesar Rp 250.000.
Kantin Kejujuran yang diprogramkan untuk anak sekolah adalah suatu cara pembentukan karakter jujur sejak dini dan diharapkan akan menjadi generasi yang mempunyai rasa malu untuk berbuat salah atau curang. Mengingat bangsa Indonesia termasuk bangsa yang paling korup di dunia, sehingga Jaksa Agung Hendarman Supandji sangat prihatin. Kerpihatinan Jaksa Agung itu perlu di acungi jempol dengan menggelontorkan program Kantin Kejujuran di sekolah-sekolah. Program ini sejalan dengan Pasal 30/UU Nomor 16/Tahun 2004 yaitu suatu strategi Kejagung untuk memberantas korupsi dengan cara preventif, represif dan edukatif.
Gagasan KPK dan Kejaksaan tersebut memang bagus dan bisa untuk membina seseorang untuk berlaku jujur dan bertanggungjawab. Karena Kantin kejujuran adalah bentuk penjualan yang mana pembeli tinggal mengambil barang yang diinginkan, membayar dan meletakan uang dikotak yang disediakan sesuai daftar harga serta mengambil pengembalian uang yang telah disediakan tanpa ada penjaga atau pengawas. Alhasil gagasan KPK dan Kejaksaan yang di dengungkan Hendarman Supandji hanyalah isapan jempol belaka.
Kenapa Kantin Kejujuran di Sekolah Bangkrut…?
Hal ini menunjukan bahwa tingkat kejujuran siswa Indonesia sangat rendah. Fenomena yang terjadi dengan bangkrutnya Kantin-Kejujuran di sekolah-sekolah bahwa kurikulum pendidikan tidak lagi sinergi dengan pembentukan sikap jujur. Kurikulum lebih mngutamakan pembelajaran aspek kognitif (pengetahuan) sementara aspek afektif (sikap) dikesampingkan. Siswa dijejali dengan ilmu-ilmu logika, sehingga siswa mengalami mati rasa alias tidak punya perasaan. Siswa hanya tahu tentang konsep-konsep kebenaran menurut dirinya sendiri. Sehingga siswa tidak tahu kalau dirinya berbuat salah dan merugikan orang lain. Bahkan Kantin Kejujuran yang diujicobakan di Pemprov Sumtra Utara juga mengalami kerugian. PNS yang sudah dewasa dan mempunyai penghasilan cukup-pun tidak bisa dipercaya. Mereka tidak punya rasa malu kepada Tuhan Yang Maha Mengetahui. Berarti sikap ketidakjujuran sudah merambah di segala sektor dan di semua umur.
Apakah gurunya bisa jujur…?
Beberapa pengamat pendidikan sering berteriak baik di media elektronik maupun surat khabar. Teriakan pengamat pendidikan tersebut menyangkut sikap dan perbuatan oknum guru dan kepala sekolah yang berbuat curang dalam pelaksanaan UNAS dan ketidak transparantnya dalam pengelolaan keuangan sekolah. Masalah-masalah inilah yang perlu mendapat perhatian serius oleh semua elemen masyarakat.
Pendidikan merupakan proses pembelajaran dalam rangka pencapaian kompetensi peserta didik. Proses pembelajaran yang baik dan benar akan menghasilkan peserta didik yang beraklaq mulia. Dengan alasan ingin mencapai target kelulusan 100%, maka guru dan kepala sekolah menghalalkan segala cara. Guru ingin naik pangkat atau lulus fortofolio sertifikasi-pun tidak sedikit yang berbuat curang, sehingga Dr. Baedhowi Dirjen PMPTK Depdiknas menyatakan prihatin dengan adanya guru yang tidak jujur (Suara Merdeka, 18 Juni 2009).
Kembali pada tema Kantin Kejujuran disekolah yang bangkrut, bahwa untuk membentuk sikap mulia memang perlu diawali dari sumbernya yaitu melakukan perubahan secara komprehensip. Kurikulum pendidikan nasional perlu disinergikan dengan pembentukan sikap mulia, guru bisa memberikan contoh jujur pada anak didiknya dan perilaku pejabat yang adil dan tidak arogan.

13 komentar:

  1. Kejujuran memang merupakan sesuatu yang langka sekarang ini... Kejujuran memang harus kita didik sejak dini..

    BalasHapus
  2. padahal dengan adanya kantin jujur ini adalah salah satu cara agar murid jujur,...

    salam knal..kawan

    BalasHapus
  3. Ok juga yah bikin kantin kejujuran itu..tapi selain alasan diatas, apa lagi yg membuat kantin itu bisa bangkrut???

    BalasHapus
  4. Memang utk mengajarkan atau mengingatkan org laen supaya bersikap jujur, sharusnya diawali dari diri sendiri.. Sperti halnya kepada siswa.. Klo gurunya saja masih ada oknum yg tidak bisa jujur, gmana siswanya mau jujur.. Guru kan untuk di gugu dan ditiru...

    BalasHapus
  5. waduh, tulisan sampean menarik banget,
    memang cerminan bangsa kita seperti itu, lihat wakil wakil rakyat para pemimpin negara seperti itu hampir mayoritas melakukan korup bila mereka ada kesempatan...
    berarti rakyat pemilih mereka memang hampir mayoritas berlaku tdk jujur cerminan bangsa kita memang negara korup /tdk jujur/curang dll.
    Tapi salut ada ide membuat kantin kejujuran, cuman sayang malah memberi lahan praktek tdk jujur sejak dini buat anak2.. buang2 uang saja..
    menurutku negara kita negara hukum. coba praktekan hukum kepada para elit petinggi negara jangn hukum hanya berlaku utk rakyat miskin...

    BalasHapus
  6. kadang kejujuran itu banyak sekali musuhnya...???

    BalasHapus
  7. Susah sekarang mencari orang jujur..... bisanya memanfaatkan keadaan aja.
    tetap semangat ya Pak....

    BalasHapus
  8. Hari ini kejujuran mahal sekali harganya

    BalasHapus
  9. bukti pendidikan Agama di negri ini kurang diperhatikan atau terkesan dibelakangkan daripada pelajaran yang lain, padahal banyak sekali ilmunya nya, dari pengetahuan agama nya sendiri, moral, etika, disiplin dll

    BalasHapus
  10. Mantafff sobat postingannya.....sepertinya para siswa perlu dilibatkan sebagai pemilik modal juga. thank's infonya

    BalasHapus
  11. ya bangkrut sob... jarang ada orang jujur sekarang...
    hehehe

    BalasHapus
  12. wah ternyata masih banyak siswa yg belum jujur...

    BalasHapus

Komentarlah sebagai tanda persahabatan.

 

Buku Murah

Masukkan Code ini K1-BE118B-2 untuk berbelanja di KutuKutuBuku.com

Recent Post