04 Februari 2009

Guru Bercanda, Guru Humoris, Guru Porno di depan Kelas. By ESTIB SMPN 3 BAYAT



Guru Bercanda, Guru Humoris, Guru Porno di depan Kelas


Kegiatan di dalam kelas yang membosankan siswa antara lain : mencatat, mendengarkan ceramah guru, mengerjakan soal-soal, membaca buku dan mendengarkan kesombongan guru yang menceritakan kehebatan dirinya serta melihat raut muka guru yang selalu cemberut dan marah. 
Proses terjadinya transfer ilmu pengetahuan dari guru ke siswa bisa berjalan optimal kalau suasana Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di kelas menyenangkan. Beberapa factor yang bisa membuat siswa senang belajar adalah : siswa senang dengan mata pelajaran, senang dengan guru pengajar, siswa dalam keadaan sehat dan lingkungan belajar yang kondusif. 

Berdasarkan hasil jajak pendapat bahwa yang paling disenangi adalah dalam KBM perlu diselingi dengan humor-humor segar. Sehingga perasaan siswa dalam belajar tidak selalu tegang dan suasana menjadi nyaman. Kalau perlu dalam KBM dihentikan 3 – 5 menit untuk melakukan kegiatan-kegiatan di luar materi pelajaran. Misalnya menyanyi bersama, berncanda, ngobrol atau makan-makanan ringan. 

Apakah semua guru bisa ber-humor ?
Tentunya tidak semua guru bisa ber-humor dan bercanda dengan siswa. Tetapi yang terjadi di lapangan justru sebaliknya, guru selalu marah-marah, suka menghukum siswa, menakut-nakuti siswa, bahkan mengeluarkan kata-kata ancaman dan menjadikan siswa rendah diri dan penakut. Sifat seorang guru yang merasa dirinya paling pinter, akan membuat siswa menjadi tidak simpatik. Karena, proses KBM yang baik adalah dimana guru sebagai motivator, guru sebagai mediator, guru sebagai nara sumber dan guru sebagai teman belajar siswa. Dengan demikian Susana KBM benar-benar demokratis dan romatis. 

Keterbatasan kemampuan seorang guru untuk membuat susana kelas menjadi segar, kadang guru bercanda sampai melebihi batas-batas norma. terkadang guru ber-humor dengan kata-kata yang mengarah ke hal-hal yang bersifat porno, menghina salah satu siswa bahkan menceritakan hal-hal yang bersifat pribadi. Kalau sudah demikian, siswa laki-laki bersorak-sorak sementara siswa perempuan diam, senyum-senyum dan pura-pura tidak mendengar.

Apakah ber-humor di kelas mesti harus porno ?
Hasil wawancara pada sejumlah siswa di suatu sekolah, bahwa humor yang paling disenangi siswa laki-laki adalah humor yang mengarah ke porno. Sementara humor porno adalah humor yang paling mudah dilakukan oleh seorang guru. Tetapi humor porno ini tidak disenangi oleh sebagian besar siswa perempuan. 

Dampak humor porno sangat tidak etis, tidak santun, tidak senonoh dan merusak mental siswa. Karena siswa bisa ikut-ikutan berkata porno tanpa ada rasa bersalah. Terbukti di suatu sekolah ada seorang guru yang selalu ber-humor porno, akibatnya siswa laki-laki dan perempuan bebas berkata porno, walau yang diajak bicara itu adalah seorang guru atau orang tua siswa sendiri. Ketika di tegur, siswa tersebut menjawab bahwa kata-kata porno itu berasal dari seorang guru yang diajarkan di depan kelasnya. 

Buat para guru yang terhormat, janganlah ber-humor porno di depan siswa, karena selain merusak mental, siswa beranggapan bahwa guru tersebut tidak bermoral alias bermental bejad.

Penulis : Asim Sulistyo
Pemerhati Pendidikan dan Masalah Sosial
Tinggal di Krakitan, Bayat, Klaten


1 komentar:

Komentarlah sebagai tanda persahabatan.

 

Buku Murah

Masukkan Code ini K1-BE118B-2 untuk berbelanja di KutuKutuBuku.com

Recent Post