29 April 2010

Benarkah Ketidaklulusan = Kejujuran ?

Mendiknas menyebutkan, terdapat 267 (1,62 persen) sekolah yang lulus nol persen terdiri atas 51 (19,10 persen) sekolah negeri dan 216 (80,90 persen) sekolah swasta. Dikatakan seluruh siswa atau sebanyak 7.648 (0,50%) siswa disekolah itu diberi kesempatan Ujian Ulangan pada 10-14 Mei 2010


Dari 267 sekolah yang kelulusannya nol persen, 61 sekolah diantaranya adalah sekolah negeri dan 10 sekolah berada di Jawa-Tengah. Beberapa sekolah negeri yang kelulusannya nol persen diantaranya SMA Negeri 1 Kampung Laut Kabupaten Cilacap Jawa Tengah, SMA Negeri 4 Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, dan SMA Negeri 1 Muara Bengkal Kabupaten Kutai Timur Kalimantan Timur (Suara Merdeka, 28 April 2010).

Menurut pendapat pejabat nasional, meningkatnya ketidaklulusan salah satunya karena ketatnya pengawasan dalam pelaksanaan UN. Sehingga peserta UN, pengawas UN dan Guru tidak bisa bermain mata atau curang dalam pelaksanaan UN.

Ironisnya, ada pejabat nasional yang mengeluarkan pernyataan bahwa “ Tingkat ketidaklulusan yang tinggi berarti tingkat kejujuran juga tinggi”. Pernyataan tersebut memicu polemik pelaku pendidikan di beberapa daerah. Pejabat tersebut mengomentari Provinsi Yogyakarta karena yang lulus UN turun drastis, karena pada tahun 2009 yang lulus mencapai 95% sementara tahun 2010 hanya mencapai 76%. Pejabat teresebut menilai bahwa pelaksanaan UN di DIY tinggkat kejujurannya paling tinggi dibanding daerah-daerah lainnya.

Pernyataan pejabat tersebut sepertinya tanpa dasar riset yang akurat. Mereka hanya mencari aman dan mengkambinghitamkan “kejujuran”. Kalau pernyataan tersebut dianalisa berarti daerah yang mencapai tingkat kelulusan tinggi dianggap daerah tersebut tidak jujur alias bermain curang dalam UN.

Mestinya sebelum mengeluarkan pernyataan seorang pejabat harus melakukan evaluasi secara komprenhensip terhadap suatu masalah. Pernyataan pejabat tersebut kelihatan kalau sedang gagap mengetahui hasil UN 2010 kurang memuaskan.

Yang pasti bahwa tingginya ketidaklulusan UN disebabkan : Rendahnya kualitas pelaku pendidikan, baik pelaku yang berhubungan langsung dengan siswa maupun tidak langsung. Yaitu guru dengan etos kerja rendah, manajemen dana pendidikan tidak professional, kurikulum pendidikan yang berganti-ganti, kepedulian masyarakat terhadap pendidikan sangat rendah, banyaknya pungli dilingkungan pendidikan.

Penulis : Asim Sulistyo

1 komentar:

  1. ya...problem2 tersebut, faktor2 tersebut semakin menumpuk dan menjadikan pola pendidikan kita kacau...
    harus ada yang diubah memang..
    ayo bergerak bersama....


    salam

    BalasHapus

Komentarlah sebagai tanda persahabatan.

 

Buku Murah

Masukkan Code ini K1-BE118B-2 untuk berbelanja di KutuKutuBuku.com

Recent Post